30.3 C
Sidoarjo
Friday, July 11, 2025
spot_img

Terapkan Social Entrepreneurship, Kembangkan Batik Desa Kertosari Berbasis Local Wisdom

Pengabdian Masyarakat Dosen Untag Surabaya di Kabupaten Pasuruan

Pengembangan kreativitas membatik, yang dilaksanakan di Desa Kertosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan bukan hanya berhasil meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan kapasitas produksi saja tetapi juga berdampak pada perbaikan sosial ekonomi masyarakatnya. Penerapan konsep Social Entrepreneurship yang inovatif dan kreatif menjadi kunci dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tersebut.

Oleh:
Wahyu Kuncoro, Harian Bhirawa

Melalui program Hibah Perguruan Tinggi 2025, tim pengabadian masyarakat dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dengan ketua tim Widiyatmo Ekoputro (dosen ilmu Komunikasi ) dengan anggota Mulyanto Nugroho (dosen Ekonomi Akuntansi) serta dibantu mahasiswa Hamaz Zazirah Zam Zam Fath, Azizah Adhelia Wulandari dan Adinda Mufida (mahasiswa prodi ilmu Komunikasi) membidik Desa Kertosari, Kecamatan Wonosari Kabupaten Pasuruan sebagai target lokasi pengabdian masyarakat tahun ini. Dalam merealisasikan programnya, tim Untag Surabaya menggandeng mas Ferry pegiat pewarna alami Pasuruan yang sudah Malang melintang di dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan program pelatihan dan pendampingan membatik dengan pewarna alami. Program pengabdian yang dilakukan fokus pada pemberdayaan Masyarakat dan peningkatan kapasitas SDM di Desa Wisata Kertosari.

Saat ditemui Bhirawa, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Untag Surabaya Widiyatmo Ekoputro menjelaskan tahun ini tim-nya kembali lolos program hibah perguruan tinggi untuk katagori PkM 2025. Menurut Pak Widi, demikian panggilan akrab dosen yang ramah dan penuh senyum ini, bahwa program pengabdian masyarakat ini merupakan contoh nyata dari penerapan konsep social entrepreneurship.

Berita Terkait :  Pemkot Batu Solidkan Kolaborasi Puaskan Wisatawan Nataru

“Dengan menggabungkan semangat kewirausahaan dengan kepedulian sosial, program ini berhasil memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Kertosari,” jelas dosen Komunikasi Untag Surabaya ini.

Lebih lanjut menurut Widi, keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak-pihak lain untuk terlibat dalam kegiatan serupa.

“Kolaborasi antara dunia akademis, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan,” tegasnya lagi.

Tim pelaksana dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, berharap kegiatan program-program seperti ini dapat dilanjutkan lagi sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat sekaligus ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah terutama penerima manfaat dari kegiatan ini.

Salah satu kunci keberhasilan program ini selain pelatihan dan pendampingan adalah penyediaan alat produksi membatik kepada ibu-ibu PKK Desa dan perwakilan Dusun agar nantinya dapat melakukan kreasi serta memproduksi batik secara mandiri dan berkesinambungan sehingga melalui program kolaborasi yang digagas tim pelaksana dan didanai oleh Hibah PT PkM 2025 ini dapat mengatasi kesenjangan ekonomi pada masyarakat yang terlibat.

Dengan dana Hibah tersebut pelaksana PkM mengadakan dan membagikan alat-alat membatik komplit yang siap digunakan ibu-ibu yang nantinya diserah terimakan langsung kepada kelompok dan perwakilan dusun seusai pelatihan. Menyusul kemudian akan diserah terimakan buku panduan membatik khas desa Kertosari.

“Semoga tim UNTAG Surabaya tetap komitmen dan mengemban amanah untuk selalu mengabdi untuk negeri,” ucap Widi mengakhiri wawancaranya.

Berita Terkait :  Amankan Nataru, Siagakan 141.605 Personel Gabungan Operasi Lilin Semeru 2024

Di konfirmasi terpisah Abdul Rochim (Kepala Desa Kertosari) mewakili masyarakat mengaku bangga dan salut dengan tim Untag Surabaya karena desanya kembali dijadikan tempat penelitian dan pengabdian Untag Surabaya, sehingga secara tidak langsung desa Kertosari sebagai desa wisata ikut dipromosikan sambutnya.

“Kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi, tetapi juga pada aspek sosial ekonomi masyarakat,” tutur Abdul Rochim. Dengan pemberdayaan masyarakat ini lanjut Abdul Rochim diharapkan mampu meningkatnya kapasitasnya. Hal ini membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan masyarakat pada umumnya terkhusus pada kelompok penerima manfaat. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru