Akhir tahun ajaran Pendidikan, menjadi periode paling dramatik. Terutama kelas VI, kelas IX, dan kelas XII. Akan terjadi perpisahan, antara murid dengan guru, serta murid dengan rekan sekelas. Sangat lazim terdapat rekan karib (sangat akrab). Maka saat perpisahan akan “dihujani” dengan air-mata. Semua guru juga menitikkan air-mata, melepas muridnya. Banyak sekolah meng-agenda-kan rekreasi sebagai ke-bersama-an terakhir. Karena semua murid akan naik kelas. Bahkan lulus sekolah.
Pelaksanaan akhir semester genap, selalu disertai libur panjang. Libur sekolah sejak pertengahan bulan Juni – hingga pertengahan Juli, biasa menuntut cuti orangtua. Bisa jadi cuti akan dimulai pada 30 Juni 2025. Bertepatan terdapat “kalender merah” libur tahun baru Islam (1 Muharram 13447 Hijriyah). Instansi pemerintah, dan perusahaan swasta membuka kesempatan cuti (bertahap). Seluruh stasiun, bandara, terminal, dan pelabuhan laut mengalami peningkatan jumlah penumpang.
Bahkan libur 1 Muharram tahun ini akan lebih maju. Karena tanggal 27 Juni bertepatan dengan hari Jumat. Sehingga hari Kamis (tanggal 26 Juni),disebut sebagai malam Jumat Kliwon. Sangat di-sakral-kan masyarakat seantero Indonesia. Terutama di Jawa. Akan terdapat perayaan “gerebek Sura” di beberapa kota. Terutama di Solo (Jawa Tengah), Yogya (DIY), dan di Ponorogo (Jawa Timur). Perayaan budaya memperingati 1 Muharram, juga dilakukan di Kesultanan Ternate (Maluku Utara).
Peringatan Tahun Baru Islam, biasa dikenal pula sebagai perayaan 1 Sura. Biasa pula berlangsung selama 10 hari, sejak tanggal 1 sampai 10 Muharram. Bahkan di ujungnya (tanggal 10) lebih meriah. Karena secara harfiah, peringatan 1 Sura, berasal dari frasa kata Asyura, yang berarti “sepuluh.” Riuh, bukan hanya dirayakan di Jawa. Melainkan juga di kawasan Sumatera. Di Pariaman, Sumatera Barat, terdapat pergelaran adat budaya “Tabuik.”
Pawai “Tabuik” diikuti segala lapisan masyarakat. melambangkan peti (keranda) yang membawa jenazah Imam Husain. Salahsatu cucu Nabi Muhammad SAW, yang gugur dalam peristiwa Karbala. Puncak acara “Tabuik” dilakukan pada 10 Muharram, dengan prosesi arak-arakan dan pembuangan “Tabuik” ke laut. Perayaan hampir serupa dilakukan pula oleh masyarakat Pangkal Pinang (di pulau Bangka) sebagai “Nganggung.” Dalam perayaan ini, masyarakat membawa dulang berisi makanan dan lauk pauk ke masjid untuk dimakan bersama.
Masyarakat Lombok Barat juga memiliki tradisi unik bernama “Mandik Pusake” yang dilaksanakan pada malam 1 Sura. Biasa diselenggarakan di Gedeng Gerung Perigi, Gerung, Lombok Barat. Saban tahun dilakukan ritual ini sebagai waktu memandikan (mencuci) pusaka milik seluruh tokoh di Lombok Barat. Sedangkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tak kalah riuh. Terdapat tradisi pembuatan makanan “bubur Asyura.” Dibuat dari berbagai macam bahan dan kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai wujud syukur dan solidaritas.
Maka libur sekolah, sebagian di-ikuti libur dan cuti kerja orangtua. Bisa bersama selama 5 hari untuk mudik ke kampung halaman. Di berbagai terminal nasional sudah mulai dipadati penumpang. Terutama di terminal Kalideres Jakarta, Purabaya Surabaya, Leuwipanjang di Bandung, dan Mangkang di Semarang. Stasiun kereta-api juga tak kalah padat pada libur panjang sekolah.
Korps Kepolisian, dan petugas Ketentereman dan Ketertiban (Satpol PP), wajib bersiaga pada area tujuan rekrasi. Terutama dari ancaman aksi brutal geng motor, begal, dan klithih. Kejahatan jalanan harus segera diberantas. Masyarakat juga harus tetap waspada, karena sepanjang jalanan menuju tempat wisata, arus lalulintas akan lebih padat. Pada periode pancaroba, hujan dan petir bisa datang tiba-tiba. Serta wajib memeriksa kendaraan, dan kesehatan pengemudi.
——— 000 ———