Pemkab Pamekasan, Bhirawa.
Memperingati puncak Hari Jadi ke 494 Pamekasan, Pemerintah kabupaten menampilkan ratusan penari membawakan tarian Topeng Gettak, di lapangan Nagari Bhakti Pamekasan, Minggu (3/11). Pj Bupati Pamekasan, Marsukin, usai upacara bersama Forkopimda, Pj Sekda Pamekasan, Achmad Faisol, ikut pula menari tari Topeng Gettak yang dinyatakan sebagai warisan harta benda tidak tetap milik kabupaten Pamekasan oleh Mendiknas.
“Puncak acara Hari Jadi ke-494 kabupaten Pamekasan, kita tampilkan tari Topeng Gettak dan tari Ronggeng agar masyarakat khususnya pemuda bisa melestarikan budaya Madura, termasuk bahasa Madura,” ucap Pj. Bupati Pamekasan, Masrukin, sebagai Inspektur upacara.
Menurutnya, budaya merupakan warisan leluhur yang harus kita lestarikan bersama-bersama karena sekarang ini mulai adanya keengganan, terutama keengganan berbahasa Madura. Maka itu, pada momen-monen tertentu budaya dan bahasa Madura perlu kita tampilkan kembali.
“Pelestarian budaya dan bahasa ini menjaga agar jangan sampai globalnya informasi melalui gempuran digitalisasi, budaya dan bahasa Madura semakin tidak dipakai. Maka generansi muda adalah ujung tombak ditanamakan nilai-nilai budaya dan bahasa daerah,” ujarnya.
Dikatakan, upaya menumbuhkan semangat untuk melestarikan cita-cita leluhur raja Ronggosukowati kita harus song osong lombung (bersama-sama) di tingkat stake holder maupun masyarakat pada umumnya.
“Tentu dengan semangat kebersamaan itu, kita dapat menumbuhkan kembali budaya lokal Pamekasan dan bahasa Madura. Tentu melalui kegiatan bertalian dengan seni budaya dan penggunaan bahasa Madura,” tambah Masrukin.
Rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-494 kabupaten Pamekasan, antara lain: festival Taneyan Lanjhang, festival Tari Unggulan, upacara Hari Jadi ke-494, Sidang paripurna DPRD, Bazar UMKM Bersinergi, Batik Fest & Lauching Sweet Trip, Pamekasan Big Sale dan Gowes Santai, lomba mewarnai bangunan bersejaarah dan lomba menulis essai. [din.wwn]
