Oleh :
Oman Sukmana
Guru Besar FISIP, Ketua Prodi Doktor Sosiologi, dan Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial, FISIP-UMM
Sebagaimana kita pahami bersama bahwa saat ini secara demografis Indonesia sedang berada dalam kondisi apa yang disebut sebagai bonus demogarfi. Secara umum, bonus demografi dipandang sebagai suatu kondisi di mana proporsi penduduk usia produktif (antara 15 hingga 64 tahun) suatu negara lebih besar dibandingkan dengan proporsi penduduk non-produktif (seperti anak-anak dan lansia).
Bonus demografi terjadi pada tahapan dimana kondisi struktur umur penduduk berada dalam tingkat angka dependency ratio (angka ketergantungan) yang rendah, dibawah 50%. Angka rasio ketergantungan menjelaskan seberapa banyak orang usia non produktif yang hidupnya harus ditanggung oleh kelompok usia produktif. Suatu Negara dikatan berada dalam kondisi bonus demografi jika angka rasio ketergantungannya berada dibawah 50%.
Pada tahun 2024 angka rasio ketergantungan Indonesia tercatat dibawah 47%, sedangkan pada tahun 2030 angkanya diprediksi berada pada angka 48%, pada tahun 2040 meningkat menjadi 50%, dan pada tahun 2050 diperkirakan menjadi 54,13%. Setelah tahun 2045, Indonesia tidak akan lagi masuk dalam kondisi bonus demografi, akan tetapi sudah masuk kategori beban demografi. Semakin tinggi dependency ratio menggambarkan semakin berat beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif karena harus mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia non produktif, dan sebaliknya.
Kondisi bonus demografi ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena lebih banyak individu dalam usia kerja dapat berkontribusi secara produktif. Namun, untuk memanfaatkan bonus demografi secara maksimal, diperlukan penyiapan sumberdaya manusia yang kapabel melalui kebijakan investasi dalam pendidikan, pelatihan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja. Jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi dapat berpotensi menimbulkan berbagai tantangan, seperti pengangguran dan masalah sosial.
Dalam upaya memnfaatkan bonus demografi ini, pemerintah era Presiden Jokowi telah mencanangkan visi Indonesia Emas 2045. Dalam visi ini termuat gambaran kondisi Indonesia pada 100 tahun kemerdekaan dan peta jalan untuk mencapai kondisi ideal pada tahun 2045. Target Generasi Indonesia Emas 2045 merupakan visi strategis yang diusung pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera pada usia 100 tahun kemerdekaannya.
Dalam kerangka mencapai visi generasi Indonesia emas 2045 ini, fokus utama adalah menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan, memperkuat inovasi dan teknologi, serta memperluas akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang merata dan peningkatan kesejahteraan sosial juga menjadi prioritas, guna mengurangi ketimpangan dan memfasilitasi pertumbuhan di berbagai sektor. Melalui langkah-langkah ini, maka diharapkan Generasi Indonesia Emas 2045 akan mampu bersaing di tingkat global dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung oleh Presiden Prabowo merupakan inisiatif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan keluarga kurang mampu. Program ini merupakan salah satu upaya strategis untuk menyiapkan Generasi Emas 2045 Indonesia. Dengan menyediakan makanan bergizi secara gratis, program ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak, terutama di kalangan keluarga kurang mampu, mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan mental mereka. Gizi yang baik adalah fondasi bagi kesehatan yang optimal, yang akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Melalui MBG, pemerintah tidak hanya berfokus pada pengurangan angka stunting dan malnutrisi, tetapi juga berupaya membangun generasi yang cerdas, produktif, dan mampu bersaing di tingkat global. Dengan langkah ini, diharapkan Generasi Emas 2045 akan menjadi generasi yang sehat dan mampu berkontribusi secara maksimal terhadap pembangunan bangsa.
Pada tahun 2050 Indonesia akan keluar dari zona bonus demografi. Salah satu beban demografi adalah jumlah penduduk Lansia. Pada tahun 2045, jumlah penduduk lansia di Indonesia diperkirakan akan meningkat secara signifikan seiring dengan bertambahnya harapan hidup dan penurunan angka kelahiran. Fenomena ini merupakan hasil dari perubahan demografi yang disebut sebagai penuaan populasi, di mana proporsi penduduk berusia 60 tahun ke atas akan semakin besar dalam keseluruhan struktur penduduk. Berdasarkan hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2020, diperolah gambaran data penduduk Lansia Indonesia (usia 60 tahun ke atas) mencapai 26,8 juta orang atau sekitar 9,9 persen dari seluruh populasi. Pada tahun 2050, data jumlah penduduk Lansia Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatkan menjadi 74 juta orang atau sekitar 25 persen dari populasi.
Oleh karena itu, visi generasi emas Indonesia 2045 merupakan aspek yang penting. Selain program MBG, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah penyelenggaraan pendidikan berkualitas. Kebijakan pendidikan berkualitas merupakan fondasi utama dalam mencapai visi Generasi Indonesia Emas 2045. Di era globalisasi yang semakin kompetitif, pendidikan yang baik akan mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan memastikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas, kita dapat mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta mendorong inovasi dan kreativitas. Selain itu, pendidikan yang berkualitas juga berperan penting dalam membentuk karakter bangsa yang toleran, berintegritas, dan berdaya saing. Oleh karena itu, investasi dalam kebijakan pendidikan yang efektif dan berkelanjutan adalah langkah strategis untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di Indonesia.
Kita semua tentu saja berharap agar visi Generasi Emas Indonesia 2045 bisa terwujud, sehingga dapat menjadi generasi yang produktif, sehat, dan berdaya saing tinggi di tingkat global menuju Indonesia sejahtera.
—————- *** ——————