Sampang, Bhirawa.
Polemik bangunan menyerupai Ka’bah di Kabupaten Sampang, memicu perdebatan dan tanggapan luas di media sosial. Netizen memberikan beragam komentar, mulai dari sudut pandang mistis, humor, hingga kekagetan.
Keberadaan bangunan tersebut, terletak di Dusun Jiken, Desa Taman, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, dikaitkan dengan sejumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di sekitarnya, sehingga menimbulkan spekulasi berbagai pihak.
Pada Kamis, 2 Januari 2025, Aliansi Ulama Madura (AUMA) resmi menyurati beberapa pihak terkait, termasuk pemilik bangunan tersebut, dr. Hj. Turah, Sp.OG, M.Kes. Surat dengan nomor 018/B/AUMA/XII/2024 tertanggal 30 Desember 2024 itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum AUMA, KH. Ali Karrar Shinhaji.
Surat AUMA tersebut di sampaikan tembusan ke berbagai pihak diantaranya: Bupati Kabupaten Sampang, Pimpinan DPRD Kabupaten Sampang, Ketua MUI Kabupaten Sampang, Kementerian Agama Kabupaten Sampang.
Dalam surat bernada penting tersebut, AUMA menyampaikan beberapa poin terkait keberadaan bangunan menyerupai Ka’bah. Setiap bangunan memiliki bentuk dan ciri khas yang unik untuk dikenali secara umum,
Ka’bah sebagai Baitullah, tempat thawaf, dan kiblat salat umat Islam memiliki bentuk khusus sebagaimana yang ada di Masjidil Haram.
Berdasarkan sejarah, Raja Abrahah di Yaman mendapatkan murka Allah karena membangun bangunan menyerupai Ka’bah. Atas dasar tersebut, AUMA memberikan beberapa saran sebagai langkah penyesuaian:
1.Menambahkan atap seperti masjid pada umumnya.
2.Memasang kubah, menara, atau atap berbentuk limas sebagai ciri khas arsitektur masjid di Indonesia.
3.Mengganti warna hitam pada bangunan dengan warna lain yang tidak menyerupai Ka’bah di Masjidil Haram.
4.Membongkar tembok berbentuk huruf “U” di samping bangunan.
Keberadaan bangunan ini juga kerap disoroti karena dikaitkan dengan sejumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Warganet menduga perhatian pengendara yang teralihkan oleh bangunan menyerupai Ka’bah tersebut menjadi salah satu faktor pemicu kecelakaan.
Kontroversi ini memunculkan diskusi luas, baik dari sudut pandang arsitektur, keagamaan, hingga dampak sosial yang ditimbulkan. Hingga kini, masyarakat menunggu tindak lanjut dari pemilik bangunan maupun pihak berwenang terkait rekomendasi yang diberikan oleh AUMA. [lis.dre]