Kembangkan Ekonomi UMKM Setempat
“Alhamdulillah, sejak ada Kampung Lali Gadget, bisa bantu ekonomi keluarga. Apalagi kalau ada event, dagangan bisa habis dalam sehari dan pastinya keuntungannya juga lumayan,” kata Siti Zulaikah yang biasa dipanggil mbak Jul yang sudah berjualan di Kampung Lali Gadget sejak didirikan.
Achmad Tauriq Imani – Harian Bhirawa
Desa Wisata Kampung Lali Gadget (KLG) yang berada di Dusen Bendet, Desa Pagerngumbuk, Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur ini memberikan wadah untuk menggenalkan permainan tradisional kepada anak-anak zaman sekarang yang banyak terpengaruh oleh gadget.
Kampung Lali Gadget (KLG) dengan luas pendopo depan 25 meter X 30 meter dan Kebon Gayam 50 meter X 50 meter ini ternyata dapat menampung ratusan anak-anak yang bermain mainan tradisional yang mulai terkikis oleh teknologi.
Tak hanya anak-anak, bahkan banyak juga para orangtua yang juga ikut bermain untuk menggenang masa lalu. Disisi lain dengan adanya KLG ini pastinya menjadi tambahan pemasukan bagi para UMKM sekitarnya.
Menurut mbak Jul, kalau sedang ramai atau saat ada event pendapatan sehari yang diperolehnya bisa sampai Rp2 juta. “Tapi event kan tidak setiap hari ada, hanya di hari tertentu saja. Kalau hari biasa, pendapatan bisa sampai Rp300 ribuan,” ujarnya yang suaminya bekerja jadi buruh pabrik.
Setidaknya dengan KLG, bagi mbak Jul ini sudah dapat membantu perekonomian keluarga dan bisa meringankan beban suami. “Lumayan, tapi juga ada sepinya ketika anak-anak ini didampingi orangtuanya. Kan, kalau ada orangtuanya pastinya bawa bekal dari rumah rata-rata. Selain itu saat memasuki bulan Ramadan KLG ditutup,” katanya.
Founder Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi mengungkapkan pihaknya sangat resah dengan banyaknya yang kecanduan gadget pada anak-anak dan banyaknya anak-anak yang juga mencari wifi di warung kopi. Jadi mereka tidak pulang, tidak tahu waktu sehingga karakternya berubah dan sebagainya itulah yang menjadi keresahan.
“Dengan banyaknya berita tentang anak-anak yang masuk rumah sakit jiwa karena kecanduan gadget inilah kami ini membuat suatu hal yang bisa dimitigasi dari kampung, dari keluarga terdekat yaitu mengajak bermain dan itu adalah konsep sederhananya Kampung Lali Gadget,” tuturnya.
Dan konsep ini mendapatkan respon yang positif dan luar biasa dari masyarakat sekitar maupun luar, bahkan dari Pemerintah sampai dengan BUMN pun ikut berperan membantu mengembangkan Kampung Lali Gadget salahsatunya PLN Peduli.
Irfandi menjelaskan Kampung Lali Gadget yang memiliki permainan tradisional, serta permainan lainnya dari bahan alam dan dari daur ulang ini sudah menjadi tempat kunjungan wisata maupun edukasi bagi anak-anak sekolah. “Sudah banyak mulai banyak kunjungan dari TK, SD sampai SMP. Dan terbanyak yang melakukan kunjungan itu adalah anak-anak SMP,” ujarnya.
Bahkan, menurut Irfandi, di Kampung Lali Gadget telah terbagi beberapa tema seperti tema air dan tema pasir. Juga ada tema daun, daun singkong, seperti membuat wayang dari daun singkong, membuat kitiran, membuat kalung. Ada juga tema batu, itu seperti main damparan, main wenga. Ada tema juga bermain tanah lapang, itu bermain gobak sodor, main eklek, petak umpet, dakon, gasing, ada bakiak panjang dan egrang.
“Kegiatan-kegiatan yang ada di KLG ini paling disukai oleh pihak sekolah, karena menjawab kebutuhan pembelajaran di sekolah dan yang tidak dapat dilakukan ditempat-tempat wisata yang lain,” ucapnya.
Irfandi pun mengklaim bahwa KLG bukanlah tempat wisata tapi KLG adalah tempat belajar untuk anak-anak. “Dan permainan yang menjadi signature di KLG adalah main lumpur dan menangkap ikan dan itu yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak setelah proses bermain di pos-pos main dengan daun dan sebagainya maka endingnya adalah menangkap ikan,” jelasnya.
Peran PLN Peduli
Kampung Lali Gadget di Sidoarjo Sejak Tahun 2018. Keresahan pada isu kecanduan gawai pada anak, melandasinya untuk membuat gerakan ini. “Jika untuk mendidik satu anak diperlukan kontribusi satu desa, maka untuk membangun peradaban yang baik dibutuhkan kontribusi dari kita semua. Langkah kecil itu telah saya mulai,” tegas Irfandi.
Namun, bagi Irfandi hal ini juga tidak semata-mata bisa dilakukan sendiri tanpa adanya peran dari pihak-pihak yang turut mendukung untuk mengembangkan Kampung Lali Gadget karena kepeduliannya terhadap masa depan anak-anak.
“Alhamdulilah, selama setahun ini PLN Peduli membantu kita dalam renovasi secara fisik dan membantu dalam program-program kami. Dan itu yang mendapatkan perubahan signifikan, artinya ada kenaikkan sekitar 30-40 persen kunjungan lebih banyak dari tahun lalu. Karena kunjungan KLG lebih banyak di akhir tahun, dibandingkan tahun ini dengan tahun lalu saja sebelum Desember berakhir sudah terlihat kenaikannya,” tuturnya.
Irfandi menambahkan adapun renovasi yang dilakukan PLN adalah merenovasi halaman depan sehingga menjadi layak untuk kunjungan seperti ada rumputnya, ada bebatuan, taman, tanaman rambat, kanopi dan lain sebagainya. “Itu yang dilakukan teman-teman PLN selain support yang berupa penyelengaraan kegiatan seperti lomba permainan tradisional dan klinik kecanduan gadget,” imbuhnya.
Kegiatan klinik kecaduan gadget yang melibatkan 150an anak dan 30 orangtua serta guru dan siswa dari 22 sekolah yang berbeda ini diadakan setiap tahun dan lombanya juga setiap tahun, tapi kegiataan rutin setiap hari Minggu ini juga terus berjalan sampai hari ini.
Adapun peran PLN terhadap pengembangan Kampung Lali Gadget ini akan dilakukan pendampingan hingga tahun 2027. “Kedepan, kami akan melakukan pengembangan UMKM lokal dengan pengarahan menu jualan agar lebih berkarakter dan tradisional serta pengkondisian tempat jualan lebih rapi,” katanya.
Pendampingan PLN Peduli
Program PLN Peduli, telah berkolaborasi bersama Kampung Lali Gadget dengan membantu merevitalisasi beberapa fasilitas mulai dari kolam bermain hingga pendopo baca. Tak hanya itu, PLN juga mendukung terbentuknya klinik kecanduan gadget dan lomba permainan tradisional yang melibatkan sekolah-sekolah dari berbagai wilayah.
General Manager PT PLN (Persero) UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir memaparkan sejak tahun 2024, PLN mendampingi Kampung Lali Gadget untuk terus bertumbuh. Pada tahun ini, PLN melakukan revitalisasi sarana di Kampung Lali Gadget seperti kolam bermain, fasilitas bermain, pendopo baca, menggalakkan klinik kecanduan gadget dan perlombaan permainan tradisional yang disebut Elingpiade dengan menggandeng sekolah yang berada di Kabupaten Sidoarjo.
Ahmad Mustaqir telah mempertegas alasan PLN turut berkontribusi dalam pengembangan KLG selama ini. “Sejalan dengan komitmen TJSL PLN di bidang pendidikan, PLN menaruh perhatian penuh pada pengembangan pendidikan karakter dan moral dengan menjunjung budaya lokal. Disini, Kampung Lali Gadget hadir dan terus menunjukkan konsistensinya untuk terus mengedukasi dan mengenalkan permainan tradisional di tengah gempuran kemajuan zaman. Hal ini menjadi penting karena sejalan dengan Visi Indonesia Emas yang salah satunya didukung melalui pendidikan moral dan karakter anak bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, kedepannya Kampung Lali Gadget akan menjadi progam berkelanjutan bagi PLN Peduli. “PLN Peduli telah menyusun roadmap pendampingan untuk Kampung Lali Gadget selama tiga tahun hingga akhirnya pada tahun 2027 diharapkan telah exit program dan menjadi berdaya dengan menjadi icon desa yang artinya dapat direplikasi sehingga memperluas dampak di berbagai wilayah,” pungkas Ahmad Mustaqir.
Dan pengembangan KLG ini sudah menjadi komitmen PLN untuk mendukung generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai budaya lokal. Teknologi memang penting, tetapi budaya lokal juga harus dijaga. Selain itu membangun karakter generasi penerus adalah tanggung jawab bersama.