Tulungagung, Bhirawa
Harga Eceran Tertinggi (HET) gas Elpiji 3 kg atau gas melon resmi naik mulai hari ini, Rabu (15/1). HET gas Elpiji 3 kilogram atau biasa disebut gas melon naik menjadi Rp18 ribu per tabung.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Tulungagung, Arif Efendi, Selasa (14/1) mengungkapkan, kenaikan gas elpiji melon tersebut mengacu pada SK Gubernur Jatim.
“Kenaikannya mulai besok, Rabu (15/1). Mulai pukul 00.00 WIB,” ujarnya.
Arif menuturkan, SK Gubernur Jatim terkait kenaikan gas Elpiji melon sudah terbit pada tanggal 24 Desember 2024 lalu. SK Gubernur Jatim itu bernomor : 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024.
“Gas Elpiji subsidi 3 kilogram ini naik sebesar Rp2 ribu. Dari yang sebelumnya Rp16 ribu menjadi Rp18 ribu per tabung,” terangnya.
Arif mengaku sudah melakukan sosialisasi terkait kenaikan harga gas elpiji melon tersebut. Bahkan pada Selasa (14/1). Menurutnya, Pemkab Tulungagung besama Polres Tulungagung dan dipimpin Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Tulungagung, Endang Sri Utami, melakukan sidak ke sejumlah agen dan pangkalan untuk memastikan tidak ada penimbunan gas elpiji melon.
“Sidak dilakukan untuk memastikan jangan sampai ada penimbunan. Informas yang kami terima memang belum ada laporan kasus penimbunan. Buat apa melakukan penimbunan, saat ini stok gas elpiji 3 kilogram melimpah,” paparnya.
Disebutkan, stok gas elpiji melon di pangkalan sangat mencukupi. Bahkan melimpah. Begitu pun di agen-agen. Stoknya masih banyak.
“Ketersediaan gas elpiji 3 kilogram sangat banyak. Bulan Desember ini berlimpah. Di gudang agen sampai belum terkirim ke pangkalan. Masih banyak. Agen dan pangkalan banyak. Untuk bulan Desember, Januari dan Februari berlebih,” paparnya lagi.
Sementara konfirmasi dari Pertamina , Area Manager Comm, Rel and CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi membenarkan kenaikan HET gas Elpiji 3 Kg di wilayah Jawa Timur. Pihak Pertamina juga menegaskan dengan kenaikan HET LPG Bersubsidi 3 Kg, ketersediaan supply tetap akan aman dan tersedia.
“Supplay aman sampai dengan level pangkalan sebagai jalur resmi paling akhir dari distribusi LPG Bersubsidi 3 Kg,” terang Ahad dikonfirmasi Selasa sore..
Ia menambahkan dengan adanya penyesuaian HET, yang sudah sama dengan Provinsi lain , misal dengan Jawa Tengah yang berbatasan langsung. Penyesuaian harga ini, lanjutnya adalah bentuk upaya meminimalisir penjualan LPG Bersubsidi 3 Kg ke wilayah lain dengan HET yang lebih tinggi.
Ahad menambahkan, sebagai upaya untuk mencegah penimbunan dan kenaikan harga tak terkendali di tingkat pengecer, pihak Pertamina mengajak pedaganag tingkat pengecer untuk neiak kelas menjadi tingkat pangkalan.
“Kami juga terus melakukan upaya untuk mengajak pengecer naik kelas menjadi pangkalan, agar dapat melayani masyarakat lebih luas lagi. Saat ini dengan adanya lebih dari 2 pangkalan di seluruh desa/kelurahan di wilayah Jatim, nantinya dengan semakin banyak pengecer yang beralih status menjadi pangkalan resmi tentu akan semakin mudah dan nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan LPG Bersubsidi 3 Kg,” terangnya.
Selain itu, lanjut Ahad , pihaknya terus melaksanakan pendataan pembelian LPG Bersubsidi 3 Kg untuk memastikan adanya data penyaluran dan kewajaran penggunaan terhadap barang bersubsidi.
Terkait soal kemungkinan harga gas elpiji melon akan naik signifikan di tingkat pengecer, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Tulungagung,Arif Efendi justru menyarankan agar masyarakat membeli gas subsidi itu di pangkalan.
“Kalau sudah di pengecer itu urusan masing-masing. Batas intervensi kami hanya sampai di tingkat pangkalan. Kalau nanti di pengecer mahal, sebaiknya masyarakat membeli di pangkalan yang terjamin HET-nya,” tandasnya.
Sedang terkait kenaikan HET gas elpiji melon apakah akan memicu juga kenaikan inflasi di Tulungagung, mantan Camat Campurdarat ini mengatakan hal itu dimungkinkan terjadi.
“Tetap berpengaruh pada inflasi. Tetapi tidak terlalu signifikan. HET gas elpiji 3 kilogram di provinsi tetangga seperti Jateng, Bali dan NTT sudah naik pada tahun 2024 kemarin. Jatim menunda kebijakan kenaikan dan baru disepakati naik pada Januari 2025,” tuturnya.
Secara terpisah, penanggungjawab Agen Elpiji Melon Nugroho, Titis Cahyo mengatakan, kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram sudah disampaikan pada pangkalan sejak tanggal 9 Januari 2025.
“Pemberitahuannya dilakukan serentak,” ucapnya.
Sementara itu, di Kecamatan Ngantru, gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer sudah sepekan ini dijual dengan harga Rp19 ribu per tabung. Karimah, salah seorang warga setempat memperkirakan setelah ada kenaikan HET, gas elpiji melon akan naik paling tidak Rp20 ribu.
“Kalau sekarang saja di pengecer sudah Rp19 ribu, kemungkinan saat HET dinaikkan harga gas elpiji 3 kilogram akan naik lagi. Bisa jadi di Rp20 ribu,” katanya. [wed.riq.gat]