Pemkot Batu,Bhirawa
Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, industri, dan UMKM untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan serta memperkuat sektor vokasi di Kota Batu.
Karena itu Nurochman menyatakan kesiapan Pemkot Batu untuk membuka ruang dialog dan kolaborasi dengan semua pihak. Nurochman menyatakan apresiasinya terhadap kontribusi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Karena sekolah ini telah mampu melahirkan produk unggulan, seperti minuman dan cemilan yang bahkan telah menjadi suguhan di Rumah Dinas Wali Kota Batu.
“Pemerintah harus transparan dan proaktif. Kami mendorong terbentuknya Forum Kebijakan Publik untuk merespon kebutuhan masyarakat secara konkret. Kedepan, pelatihan vokasi harus berorientasi pada kompetensi dan kebutuhan industri, bukan sekadar formalitas,” ujar Nurochman, Selasa (15/7).
Untuk itu, katanya, Pemerintah Kota Batu akan memprioritaskan pendirian Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan meningkatkan alokasi pendanaan untuk program vokasi. Sebagai orang nomor 1 di Pemkot Batu, Nurochman menyoroti tentang data ketenagakerjaan Kota Batu.
“Dari 174.706 penduduk Kota Batu usia kerja, masih terdapat 4.667 pengangguran,” jelas Nurochman. Karena itu ia menggaris bawahi kondisi sektor formal di Kota Batu yang masih terbatas, dengan dominasi UMKM dan pertanian.
Pembangunan SDM melalui vokasi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja. “Partisipasi kerja perempuan juga cenderung menurun, sehingga perlu perhatian khusus,” tambah Nurochman.
Saat ini Pemkot Batu telah menyusun sinkronisasi antara dunia industri, dunia kerja, dan kampus melalui Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV).
Hal ini menjadi wadah strategis untuk merumuskan kebijakan yang mendukung link and match antara pendidikan dan kebutuhan pasar.
Selain itu, lanjut Nurochman, sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan I tahun 2025. Sementara sektor pariwisata masih memerlukan pemulihan agar bisa beroperasi lebih maksimal.
Selain itu Nurochman juga memberikan dukungan terhadap pelaku UMKM dan industri kreatif yang wajib ditekankan. Dalam hal ini termasuk memanfaatkan inovasi seperti pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
“Kami berkomitmen menjadikan Kota Batu sebagai central hub pertanian dan pariwisata di Jawa Timur, dengan mengoptimalkan potensi buah, bunga, dan teknologi pengolahan hasil pertanian,” tegas Nurochman.
Untuk itu pemkot telah menjalin kolaborasi dengan Politeknik sebagai akademisi. Hasilnya Politeknik telah memberikan rekomendasi teknologi yang bisa diterapkan pemkot bersama masyarakat.
Hal inipun telah disampaikan walikota saat menggelar rapat bersama perwakilan guru dari berbagai sekolah, Ketua Kadin Jatim, Kadin Kota Batu, Kepala Bagian Perekonomian, serta PHRI Kota Batu.n [nas.dre]


