Plh Bapperida Kabupaten Situbondo, Kiptiyah Rikawati, saat memberikan arahan pada peresmian sosialisasi aksi konvergensi stunting 2025, dilantai II Pemkab, Selasa (24/6). foto: sawawi/bhirawa
Pemkab Situbondo, Bhirawa.
Pemkab Situbondo melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Situbondo mengadakan sosialisasi aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tahun 2025, Selasa (24/6). Acara tersebut berlangsung di Aula Lantai II Kantor Pemkab Situbondo.
Plh Kepala Bapperinda Kabupaten Situbondo, Kiptiyah Rikawati mengatakan, tujuan dari acara tersebut untuk mempercepat penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Situbondo. “Untuk itu skemanya di mulai tahun 2025. Ya ini untuk aksi konvergensi melibatkan seluruh desa dan kecamatan,” ungkap Kiptiyah mengawali sambutannya.
Adapun tujuan berikutnya, lanjut Kiptiyah, untuk memastikan perencanaan dan pelaksanaan program di OPD telah mengacu kepada sub kegiatan yang menjadi trending penurunan stunting. Selanjutnya, memahami penggunaan dan pemanfaatan aksi Bangda (aksi konvergensi pencegahan stunting daerah). “Ya konvergensi ini sesuai dengan tanggungjawab masing-masing unsur,” imbuh Kiptiyah
Dengan begitu, kata Kiptiyah, aksi konvergensi ini bisa lebih optimal dari tahun sebelumnya. “Di mana pada tahun 2024 untuk aksi konvergensi terutama dalam pengisian aksi Bangda ini hanya cukup dari OPD saja. Tahun ini melibatkan desa dan kecamatan,” terang wanita yang kini menjabat Sekretaris Bapperida Kabupaten Situbondo itu.
Sosialisasi aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tahun 2025, sambung Kiptiyah, diikuti 145 orang yang berasal dari OPD, unsur kecamatan, Puskesmas, up profile, verifikator, dan operator. “Adapun untuk pemateri ada dua orang dari Bappeda Provinsi Jawa Timur,” urai Kiptiyah.
Kiptiyah juga menilai, pihak desa dan kecamatan menjadi ujung tombak pencegahan dan penurunan stunting. “Harapannya ketika dari desa dan kecamatan itu maksimal dalam pengisian aksi Bangda, maka aksi konvergensi dari pemerintah daerah hingga ke tingkat provinsi akan lebih optimal,” tutur Kiptiyah.
Pada tahun 2024, kata Kiptiyah, prevalensi stunting Kabupaten Situbondo sebesar 10,60 persen. Penurunan prevalensi stunting menurutnya, telah masuk pada RPJMD Kabupaten Situbondo Tahun 2025-2029.
“Prevalensi stunting Kabupaten Situbondo sebesar 10,60 persen. Ini lebih rendah dari Propinsi Jawa Timur yang capaiannya sebesar 14,7 persen, dan lebih rendah dari nasional yang capaiannya sebesar 19,8 persen. Apabila dari peringkat, posisi Situbondo lima terendah di Propinsi Jawa Timur setelah Kabupaten Magetan. Untuk tahun 2025 ini kami menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 9,80 persen,” pungkas Kiptiyah. (awi.hel).