Kota Batu, Bhirawa.
Sebanyak 175 pejabat eselon di Pemkot Batu mendapatkan pembekalan langsung dari Tenaga Ahli Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), Rabu (12/2).
Pembekalan yang berkonsep kuliah umum di Graha Pancasila, Balaikota Batu bertujuan sekalillgus bertajuk “Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kota Batu”.
Dalam kuliah umum ini, para peserta dari Pemkot Batu adalah para pejabat mulai Eselon II, Eselon III, Eselon IV dan para pejabat fungsional.
Adapun hadir sebagai pemateri atau narasumber utama adalah Dr H Suhajar Diantoro MSi, Tenaga Ahli Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Saat ini ia juga tercatat sebagaivWakil Rektor Bidang Hukum, Kerja Sama, dan Kepegawaian Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Dalam kesempatan ini Suhajar menekankan pentingnya menjaga sektor-sektor penopang utama perekonomian Kota Batu. Di antaranya, sektor pertanian, konstruksi, dan pariwisata. Untuk itu ia memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah berstatus Kota Wisata ini.
“Lindungi betul sektor besar penopang perekonomian di Kota Batu, dijaga baik-baik agar tetap menjadi kekuatan utama,” tegasnya, Rabu (12/2).
Dalam sektor pertanian, Suhajar menyarankan penerapan teknologi pertanian dan diversifikasi komoditas unggulan, serta mengembangkan konsep agrowisata. Adapaun pada sektor konstruksi, ia menekankan pentingnya pembangunan infra struktur yang ramah lingkungan dan melibatkan UMKM.
Kemudian dalam sektor pariwisata, pemkot disarankan untuk memgoptimalkan promosi digital. Dan pemanfaatan teknologi digital ini juga bisa dilakukan untuk peningkatan kualitas layanan serta pelatihan dan sertifikasi pelaku usaha.
Dalam kesempatan ini, Suhajar membahas pergeseran struktur ekonomi Kota Batu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (konstruksi) dan tersier (jasa). Hal ini terlihat dari meningkatnya kontribusi sektor konstruksi yang sejalan dengan pembangunan infrastruktur strategis di kota ini.
Di sisi lain, Suhajar juga menjelaskan masalah efisiensi anggaran yang kini tengah dilakukan pemerintah. Karena dalam efisiensi ini sesungguhnya adalah pergeseran pos anggaran. Artinya anggaran hanya dipindahkan ke pos yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Yang perlu kita pikirkan adalah rekonstruksinya, bukan sekadar mengkhawatirkan efisiensi,” tambah Suhajar. Ia juga menyoroti tantangan urbanisasi di Indonesia, dimana peningkatan jumlah penduduk perkotaan belum diimbangi dengan pengelolaan yang optimal.
Pada tahun 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Batu mencapai 79,69, meningkat 0,62 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Batu dalam kategori IPM tinggi.
“Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti peningkatan rata-rata lama sekolah dan akses layanan kesehatan bagi kelompok rentan,” tambah Suhajar.
Ia pun mengingatkan bahwa urbanisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Karena itu diperlukan strategi pengelolaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara, penjabat (Pj) Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menambahkan bahwa alasan efisiensi pula maka penyelenggaraan kuliah umum kemarin digelar di Graha Pancasila, dan bukan di hotel. Diharapkan pemerintah bisa melihat sisi positif daerah yang memiliki karakteristik tersendiri seperti Kota Batu.
“Saya sebenarnya ingin menyelenggarakan di hotel, tapi karena efisiensi, kami selenggarakan di Graha Pancasila. Namun, sebagai kota pariwisata, keberadaan hotel-hotel juga harus diperhatikan,” ujar Aries AP.
Ia juga menegaskan pada tahun 2025 menjadi momentum peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Kota Batu, baik di lingkungan pemerintahan maupun masyarakat umum. Untuk itu Pemkot Batu mencanangkan tahun 2025 sebagai tahun peningkatan SDM. [nas.dre]