Bojonegoro, Bhirawa.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta masyarakat Bojonegoro waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan, pasalnya kasus DBD terus mengalami kenaikan.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bojonegoro, drg Fajar Respati, Minggu (22/12) kemarin.
drg. Fajar Respati menerangkan, bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan pada tahun ini dari Januari hingga 20 Desember 2024 jumlah mencapai 580 kasus, sehingga Dinkes Bojonegoro menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai DBD.
Jika dibandingkan tahun 2023 lalu, sudah melebihi tercatat jumlah kasus DBD sebanyak 253 kasus. Sehingga ada penambahan 327 kasus pasien DBD di Bojonegoro pada tahun ini mengalami peningkatan.
“Kemungkinan peningkatan kasus DBD terjadi karena saat ini memasuki musim penghujan ditambah banyaknya genangan air yang dapat memicu sarang nyamuk aedes aegypti, ” terangnya.
Pihaknya menambahkan bahwa apabila masyarakat mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi yang berlangsung dua sampai tujuh hari, disertai lemas, sakit kepala dan nyeri otot, menghimbau kepada warga agar segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
“Kami menghimbau kepada masyarakat jika terjadi gejala DBD segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit, serta selalu menjaga imunitas tubuh, dan menerapkan perilaku hidup bersih untuk mencegah berkembangnya jentik-jentik nyamuk aedes aegypti,” imbuhnya.
Kondisi itu, Dinkes Bojonegoro melakukan antisipasi dan kewaspadaan tentang bahaya DBD, hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati Bojonegoro nomor 400.7.9.2/5910/412.202/2024, tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Demam Dengue, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemberian larvasida selektif, fogging, pengkabutan dengan ULV di 93 sekolah di Bojonegoro.
“Kewaspadaan terhadap peningkatan kasus DBD, Dinkes Bojonegoro melakukan PSN, pemberian larvisida, fogging, pengkabutan ULV di 93 sekolah yang ada di Bojonegoro, ” pungkasnya. [bas.dre]