Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram. Kenaikan HPP gabah ini untuk mensejahterakan para petani, terutama saat panen raya. Pimpinan Cabang (Pinca) Perum Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja mengatakan, kenaikan Rp 500 diharapkan memberi keuntungan bagi petani sekaligus menjaga harga dasar panen. “Harga gabah petani saat panen biasanya ditawar di bawah HPP oleh tengkulak. Jika itu terjadi para petani bisa menjual langsung ke Bulog, agar mendapatkan harga sesuai HPP,” katanya, kemarin (13/2).
Dia mengatakan, kenaikan HPP GKP dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram ini untuk mensejahterakan para petani. Selain itu, juga untuk menjaga harga panen para petani. “Bulog juga akan membeli langsung gabah dari petani di sawah apa adanya tanpa persyaratan apapun,” ujarnya.
Ferdian mengatakan, adanya kebijakan ini tentu menjadi kesempatan Bulog untuk menyerap lebih banyak lagi hasil panen dari komoditas gabah. Baik itu dari Kabupaten Bojonegoro, Tuban hingga Lamongan. ” Karena Bulog juga mempunyai target serapan setiap tahun. Sehingga peningkatan penyerapan bisa tercapai,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ferdian menjelaskan, pembelian gabah dilakukan dengan dua metode. Pertama, Perum Bulog Cabang Bojonegoro jemput bola ke lokasi yang ditentukan, kemudian akan langsung ditimbang dan transaksi pembayaran sesuai dengan berat timbangan. “Kedua dengan cara kolektif dari poktan/gapoktan yang berada di wilayah masing-masing lalu dikirim ke penggilingan Bulog atau mitra penggilingan Bulog,” terangnya.
Nantinya, Bulog akan menambahkan biaya pengiriman maksimal Rp 200. “Jadi petani akan mendapatkan harga gabah Rp 6.500 plus biaya pengiriman maksimal Rp 200 dipotong pajak sampai di lokasi penggilingan,” kata Ferdian.[bas.ca]