Bahtiar Santoso
Kepala UPT BLK Situbondo Bahtiar Santoso, sebelum menempati tugas di Kota Santri Situbondo, pernah lama berdinas di UPT BLK Jember. Pria yang hobi naik motor dan olahraga sepeda gunung itu, banyak kenangan manis selama berdinas di Kota Suwar Suwir, Jember itu. Salah satunya dengan kalangan disabilitas atau difabel.
Kepada Bhirawa, Bahtiar Santoso bercerita, sebagai manusia normal merasa tidak ada apa apanya jika sudah bergaul dengan kalangan disabilitas. Artinya, aku Bahtiar, sebagai manusia yang normal harus bisa berbuat baik dan bisa memberikan perhatian lebih kepada kaum difabilitas. “Ya kita harus menyayangi mereka, dengan cara memberikan perhatian yang lebih,” aku Bahtiar Santoso, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/6).
Masih kata Bahtiar, sejak ia berdinas di UPT BLK Jember, banyak kenangan yang tercipta, namun paling sulit ia lupakan kenangan manis dengan kalangan difabel. Berbekal dengan wadah Olahraga Catur, Bahtiar hingga kini masih memiliki koneksi atau hubungan baik dengan kalangan difabel di Kabupaten Jember. “Setiap ada acara, saya siap untuk membantu mereka. Sampai sampai saya siapkan tempat singgah khusus di rumah Jember untuk kegiatan mereka, (difabel),” ujar Bahtiar.
Meski Bahtiar berdinas cukup jauh di Situbondo, jika ada kegiatan difabel, dia tak pernah sekalipun melepaskan atau tidak hadir. Bahtiar suatu kali sangat terkenang saat mengadakan acara bersama difabel Jember dan siap untuk menanggung semua biaya dan operasionalnya.
“Ehh, pas penutupan ternyata ada pihak lain yang siap menanggung penuh biayanya. Mereka mengaku memiliki dana untuk membantu kegiatan kaum difabel. Ya Alhamdulillah,” tukas pria asli Jember itu.
Bahtiar kembali menerangkan, jika pulang kampung halaman di Jember, tanpa dikomando puluhan kaum difabel langsung mendatangi rumah pribadinya. Dalam pandangan Bahtiar Santoso, para kaum difabel sudah seperti anak kandungnya sendiri.
“Ya, saya sampai dikenal dengan sebutan bapak difabel asal Jember. Saking baiknya hubungan ini, membuat mereka semua selalu berpelukan saat baru ketemu. Ya sudah seperti bapak dan anak,” pungkas Bahtiar Santoso yang mengaku pernah berdinas di salah satu Kabupaten di Pulau Garam, Madura itu. [awi]