Surabaya, Bhirawa
Libur selama bulan puasa harusnya bukan menjadi alasan untuk tidak belajar. Menurut Dewan Pendidikan Jawa Timur Suko Widodo, anak-anak sebaiknya tidak berhenti belajar meskipun sedang menjalankan ibadah puasa. Ia menilai, pendidikan tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, tetapi juga dapat diterapkan di rumah dengan metode yang tepat.
“Anak-anak tidak harus selalu bersekolah, karena pendidikan bisa tetap dilakukan di rumah dengan cara yang sesuai,” ujarnya dalam wawancara eksklusif.
Ia mengingatkan, salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan saat ini adalah distraksi yang ditimbulkan oleh penggunaan gadget. “Distraksi ini mengalihkan perhatian anak, sehingga mereka menjadi kurang fokus dalam belajar,” kata Suko.
Suko juga mengkritik penggunaan gadget yang berlebihan dalam proses pembelajaran, yang menurutnya justru bisa mengurangi kualitas pendidikan. Di beberapa belahan dunia, ada gerakan kembali ke metode tradisional seperti menulis tangan. Meskipun ini sering dianggap kuno, lanjut Suko, menulis dengan tangan memiliki dampak positif terhadap pengembangan otak dan imajinasi anak.
Meskipun tidak anti-teknologi, Suko menekankan bahwa teknologi informasi harus digunakan dengan bijak. “Teknologi bisa membantu, tetapi harus diimbangi dengan pengalaman belajar yang konkret, seperti menulis dengan tangan. Ini bisa merangsang kreativitas dan membantu anak-anak lebih fokus,” jelasnya.
Ia juga mengkritik rendahnya imajinasi sebagian anak-anak, seperti yang terjadi di beberapa wilayah, misalnya Jawa Barat. “Anak-anak di sana ditanya tentang jumlah bulan dalam setahun, mereka tidak dapat membayangkannya. Ini menunjukkan kurangnya pengembangan imajinasi melalui pengalaman nyata,” ungkapnya.
Suko mengimbau kepada para pendidik dan orang tua agar di bulan puasa ini, meskipun libur, tetap memberikan tugas yang melibatkan aktivitas fisik dan mental, bukan hanya mengandalkan gadget. “Biarkan anak-anak berinteraksi dengan keluarga mereka, belajar dari lingkungan sekitar mereka, ini akan jauh lebih berharga,” tutupnya. [ina.wwn]