H Tohari, SAg
Klinik Pertanian yang diinisiasi oleh Pemkab Bondowoso dan baru diresmikan langsung oleh Bupati KH Abdul Hamid Wahid diharapkan akan memberikan sejumlah layanan kepada para petani. Harapan ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Bondowoso Fraksi PKB, H Tohari, S.Ag.
Menurut Tohari, klinik Pertanian yang berlokasi di Pakuniran Kecamatan Maesan itu memberikan sejumlah layanan seperti diantaranya konsultasi, pelatihan dan penyuluhan, diagnosis dan pengendalian hama penyakit, rekomendasi penggunaan pupuk dan pestisida.
Serta juga layanan analisa kesuburan tanah, pembaharuan data e-RDKK, pendataan usulan program asuransi tani, pendataan usulan buruh tani dan fasilitator serap gabah petani.
Lebih lanjut menurut Tohari, Klinik Pertanian merupakan implementasi dari cita-cita bupati untuk menghadirkan layanan penyuluhan pertanian yang lebih dekat, langsung dan efektif bagi para petani.
“Sejak awal, Ra Hamid dan Ra As’ad memiliki tekad untuk membangun sistem penyuluhan yang tidak hanya berfokus pada kelompok tani secara struktural, tapi benar-benar menjangkau petani secara individual. Klinik ini adalah jawabannya,” ujarnya, Rabu (11/6).
Menurutnya, selama ini komunikasi antara penyuluh dan petani kerap terpusat hanya pada ketua kelompok tani saja. Akibatnya banyak petani kurang mendapat informasi.
Tak hanya itu kata dia, petani juga kekurangan pendampingan teknis secara langsung. Menurutnya, klinik pertanian ini hadir untuk mengubah pola tersebut.
Dengan hadirnya Klinik Pertanian, diharapkan komunikasi antara pemerintah dan petani semakin terbuka, pelayanan menjadi lebih responsif, dan pada akhirnya, kesejahteraan petani dapat meningkat.
“Kami ingin penyuluh hadir di tengah-tengah petani, mendengar langsung apa yang menjadi persoalan mereka di lapangan, bukan hanya melalui jalur struktural kelompok tani,”jelasnya.
Tidak hanya jadi tempat konsultasi, kata Tohari bahwa Klinik Pertanian ini bisa juga difungsikan sebagai pusat pembelajaran praktis oleh para petani.
Sehingga petani dapat memperoleh informasi tentang teknologi pertanian terbaru, solusi atas kendala di lapangan, serta pendampingan berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas.
Inovasi lain dari program ini adalah konsep “satu kios, satu klinik”, di mana petugas penyuluh (PPL) akan aktif hadir di kios pertanian, tempat yang kerap dikunjungi petani. Dengan begitu, interaksi dan penanganan masalah bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
“Semua petani pasti datang ke kios. Di situlah peluang terbaik untuk bertemu dan berdialog. Misalnya soal pupuk atau kebutuhan RDKK, bisa langsung dibahas dan dicarikan solusinya,”pungkasnya. [san.why]