30 C
Sidoarjo
Sunday, January 12, 2025
spot_img

Belajar dari Pendidikan “Berani” Ala Turki

Oleh:
Dr. Husamah, S.Pd., M.Pd.
(Dosen Pendidikan Biologi FKIP UMM)

Perjalanan ke Turki, tanah kelahiran Salahuddin Al-Ayyubi, bukan sekadar wisata. Pengalaman mendalam bersama tim Journal of Community Service and Empowerment UMM, 11-18 Desember 2024, telah membuka mata dan cakrawala pandang saya akan begitu banyak hal, terutama sistem pendidikannya yang inovatif. Sebuah refleksi dan hal berharga yang seharusnya juga terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia. Momen ini tepat, saat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikomandoi Prof. Abdul Mu’ti sedang berbenah dan mencari bentuk yang sesuai.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Hagia Sophia, Blue Mosque Sultan Ahmet, dan Topkapi kekaguman saya tak terbendung. Bukan hanya karena bangunan megah yang menyimpan sejarah panjang peradaban Islam, tetapi juga karena peristiwa yang terjadi di sana.

Di tengah kunjungan kami, sekelompok anak-anak sekolah dasar dengan percaya diri menghampiri kami untuk berlatih berbicara bahasa Inggris. Mereka dengan lancar mengajukan pertanyaan dan berinteraksi, menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang luar biasa. Agak susah menemukan anak-anak SD di Indonesia yang berani berbaur, mengasah kemampuan secara nyata, tapi hanya diajarkan teori bahasa di kelas.

Pendidikan “Berani”: Kunci Sukses Generasi

Kejadian ini membuat saya merenung. Anak-anak Turki diajarkan untuk berani berkomunikasi, bahkan dengan orang asing. Mereka tidak canggung dan justru terlihat antusias. Pendidikan “berani” inilah yang sesungguhnya menarik. Generasi muda perlu didorong untuk keluar dari zona nyaman, berani berinteraksi, dan tidak takut untuk mengungkapkan pendapat.

Berita Terkait :  Feminisme Film Barbie dan Kritik terhadap Patriarki

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata Turki telah melakukan reformasi besar-besaran dalam sistem pendidikannya. Kurikulum baru yang diterapkan lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi.

Fokus utama dari kurikulum ini adalah pengembangan keterampilan abad 21, seperti: (1) Pemecahan masalah: Siswa dilatih untuk berpikir kritis dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi. (2) Berpikir kritis: Kemampuan menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan yang tepat sangatlah penting. (3) Kolaborasi: Kerja sama tim menjadi kunci sukses dalam dunia yang semakin kompleks. Siswa diajarkan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. (4) Komunikasi efektif: Kemampuan menyampaikan ide dan pikiran dengan jelas dan persuasif sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari sistem pendidikan Turki. Pertama, pentingnya membangun kepercayaan diri pada anak sejak dini. Kedua, relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah. Ketiga, pentingnya keterampilan abad 21 dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan.

Sebagai dosen dan praktisi pendidikan, saya tertantang untuk menerapkan pembelajaran dari Turki di Indonesia. Menurut hemat saya, beberapa hal yang dapat kita lakukan. Saatnya memperkuat program bahasa asing: Mulai dari tingkat sekolah dasar, siswa perlu dibekali dengan kemampuan berbahasa asing yang baik.

Berita Terkait :  Spirit Membangun Solidaritas Kemanusiaan Internasional

Selanjutnya, mengadakan program pertukaran pelajar: Dengan berinteraksi dengan siswa dari negara lain, siswa Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan beradaptasi. Selain itu, mengembangkan kurikulum yang lebih relevan: Kurikulum perlu terus diperbarui agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri.

Tak lupa pula, meningkatkan kualitas guru: Guru sebagai ujung tombak pendidikan perlu diberikan pelatihan yang memadai agar dapat menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Saat para siswa mereka mewawancarai turis, para guru pun tampak antusias. Berinteraksi dengan murid dan sekaligus para turis. Mereka juga bersikap terbuka dan ikut belajar. Mereka menunjukkan keramahan orang-orang Turki. Bukankah awal sukses pembelajaran dan secara umum pendidikan terletak pada aktor utama, yakni para guru?

Perjalanan ke Turki telah memberikan inspirasi yang luar biasa. Pendidikan “berani” yang diterapkan di sana dapat menjadi contoh bagi kita semua. Dengan menerapkan pembelajaran dari Turki, kita dapat mencetak generasi muda yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Semoga kita bisa menerapkannya. Catatan ini, dibuat sambil berdoa di Masjid Cappadocia, Goreme, Turki.

————– *** —————–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img