Kabupaten Probolinggo, Bhirawa.
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo menggelar kegiatan review pelaksanaan Aksi Konvergensi Tahun 2024 dan persiapan input data analisa situasi stunting tahun 2025, Senin (20/1) di Hotel Nadia Desa Sapikerep Kecamatan Sukapura.
Kegiatan ini diikuti peserta dari instansi pemerintahan terkait serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat dalam program-program penurunan stunting.
Kepala Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo, M. Sjaiful Efendi melalui Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Daerah Roy Iskandar menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting tahun 2024 dan menetapkan indikator dalam analisa situasi stuntinf tahjn 2025.
“Analisa situasi stunting yang diperoleh nantinya akan menjadi pedoman bagi Kabupaten Probolinggo dalam menyusun perencanaan program tahun 2026. Fokus utama kami adalah remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan balita,” ujarnya.
Menurut Roy, hasil analisis sementara menunjukkan bahwa pada tahun 2024 terdapat 8.102 balita yang teridentifikasi mengalami stunting di Kabupaten Probolinggo.
Prevalensi stunting diperkirakan sebesar 11,30%. Meskipun demikian, data yang ada menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting secara bertahap setiap tahunnya sejak 2021.
“Terdapat beberapa faktor determinan yang harus diintervensi untuk mengurangi angka stunting, seperti keluarga yang belum terakses air bersih, masalah kecacingan, keluarga tanpa akses jamban sehat, kebiasaan merokok di lingkungan keluarga serta ibu hamil dengan risiko tinggi dan balita dengan penyakit penyerta,” jelasnya.
Terkait perencanaan program, Roy menjelaskan bahwa pada bulan Februari 2025, akan disusun program dan kegiatan percepatan penurunan stunting untuk tahun 2026. “Pada bulan Maret 2025, rembug stunting tingkat kabupaten akan digelar sebelum pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Probolinggo,” tambahnya.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Bapelitbangda akan melanjutkan pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2024 serta melakukan pembaruan data di Web Bangda sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan.
“Kami juga akan memastikan sinkronisasi dan implementasi regulasi percepatan penurunan stunting yang terintegrasi dengan berbagai program daerah di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Bapelitbangda juga mengingatkan pentingnya koordinasi antara berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah, Lembaga Sosial Kemasyarakatan, Akademisi, Organisasi Profesi, Media Massa, Dunia Usaha serta Mitra Pembangunan.
Semua elemen ini diharapkan terlibat aktif dalam pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program percepatan penurunan stunting.
“Kami ingin memastikan alokasi anggaran yang memadai untuk percepatan penurunan stunting di tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Selain itu, regulasi terkait kewenangan Desa/Kelurahan dalam mendukung penggunaan sumber keuangan desa untuk intervensi stunting perlu diperkuat. Kami juga akan mengoptimalkan peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di setiap jenjang mulai dari kabupaten hingga desa,” pungkasnya. [fir.dre]