Kota Probolinggo, Bhirawa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo menggelar Rapat Koordinasi Hidrometeorologi guna memperkuat sistem mitigasi bencana alam, Senin (16/12) di Puri Manggala Bhakti kantor wali kota Probolinggo untuk membahas langkah-langkah konkret dalam upaya penanganan darurat bencana alam yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, kebakaran, dan kekeringan.
Dalam arahannya, Penjabat Taufik menekankan pentingnya sinergi antar pihak dalam hal mitigasi bencana. “Jadi mau tidak mau kita semua untuk bersinergi bersama, siapa berbuat apa, siapa bertanggung jawab apa untuk kesiapsiagaan kewaspadaan bencana. Rapat ini tentunya bisa meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan, jangan sampai nanti begitu ada laporan, saling tunjuk pekerjaan,” serunya.
Rapat dipimpin langsung Penjabat Wali Kota M. Taufik Kurniawan didampingi oleh Sekda Ninik Ira Wibawati, Dandim 0820 Letkol Arm. Heri Budiasto dan Paur Kerma Bagops Polresta AKP Matali. Fokus utama dalam rapat ini adalah peningkatan sistem peringatan dini, sinergi antar lembaga, pendidikan, edukasi dan sosialisasi serta strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.
Terkait kewaspadaan bencana hidrometeorologi ini, Dandim 0820 Probolinggo Letkol Arm Heri Budiasto menyatakan siap berkolaborasi dengan semua stakeholder dalam upaya meminimalkan dampak dari bencana yang mungkin terjadi.
“Saya dari Kodim pada intinya mendukung kegiatan ini dan saya mengajak kepada seluruh stakeholder untuk bersama-sama bekerja dalam rangka mitigasi ini karena keselamatan masyarakat itu yang utama,” ujar Dandim Heri.
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Sekda Ninik yang mengharapkan seluruh elemen untuk bersinergi bersama. “Harapan kami seluruh elemen terkait untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan cara menjalin kerja sama secara totalitas tinggi terhadap peringatan dini dalam melaksanakan standar operasional prosedur penanggulangan bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Sugito Prasetyo melaporkan setidaknya ada 182 kejadian di Kota Probolinggo pada periode Januari sampai dengan November 2024. Dengan rincian 19 banjir, 47 pohon tumbang, 112 kebakaran, 3 evakuasi korban dan 1 rumah roboh. Adapun wilayah terdampak, yaitu Kecamatan Mayangan sebanyak 68 kejadian, Kecamatan Kanigaran sebanyak 49 kejadian, Kecamatan Kademangan sebanyak 37 kejadian, Kecamatan Kedopok sebanyak 8 kejadian dan Kecamatan Wonoasih sebanyak 20 kejadian.
“Potensi bencana hidrometeorologi di Kota Probolinggo antara lain banjir, rob dan angin kencang. Menghadapi bencana hidrometeorologi harus dibuat rencana secara menyeluruh dan terpadu karena adanya potensi peningkatan curah hujan dan puncak musim hujan Bulan Februari 2025,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sugito menjelaskan potensi bencana hidrometeorologi itu mengakibatkan banjir kiriman dan banjir genangan, aliran sungai Kedunggaleng, sungai Legundi, sungai Spaser, Kampung Dok Mayangan, Jalan Sunan Kalijogo, Jalan KH. Hasan Gang Damai Flamboyan, Jalan Soekarno Hatta Gang Gayam.
Lanjutnya dalam menutup agenda ini, Kalaksa Gito mengatakan bahwa ia bersama dengan satuan kerja terkait akan mengadakan pelatihan kepada petugas, serta menyebarluaskan informasi penting mengenai prakiraan cuaca dan mitigasi bencana melalui berbagai saluran komunikasi.[fir.ca]