Pemkab Lamongan, Bhirawa.
Pemerintah Kabupaten Lamongan telah melakukan langkah mitigasi struktural dan non struktural dalam menghadapi bencana hidrometeorologi tahun 2024-2025. Bupati Yuhronur Efendi mengatakan, Tantangan bencana kedepan semakin kompleks, dampak perubahan iklim semakin terasa dan membuat dampak bencana semakin signifikan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah memprogramkan kegiatan mitigasi bencana baik struktural maupun nonstruktural,” katanya, Minggu (8/12).
Menurut Bupati yang akrab disapa Pak Yes, stakeholder antaralain Pemkab, BPBD, Kodim 0182, Polres Lamongan, Satpoll PP, Dinkes, Dishub, Dinsos agar terus diperkuat sebagai antisipasi kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko terjadinya bencana.
Sebagaimana prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada bulan November minggu ke-4 sampai dengan bulan Desember 2024 Kabupaten Lamongan memasuki fase peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan (musim pancaroba). Masa tersebut berpotensi terhadap perubahan cuaca yang tidak mendukung.
Tercatat ada enam kecamatan di Kabupaten Lamongan yang rawan bencana hidrometeorologi. Diantaranya adalah Karangbinangun, Glagah, Deket, Turi, Karanggeneng, Laren.
Dijelaskan Bupati, mitigasi bencana struktural direalisasikan pada penanganan tanggul kritis dan jebol, waduk di wilayah Kabupaten Lamongan, normalisasi Kaligawe oleh BBWS sepanjang 4,5 Km, pengerukan saluran perkotaan di dataran rendah, elektrik pintu operasional, pompa pengendali banjir dengan kapasitas 5000 liter, operasi pompa mobile, dan lainnya.
Sedangkan pada mitigasi non struktural telah dilakukan penanganan darurat kekeringan melalui dropping air bersih ke 15 kecamatan dan 69 desa, 102 terpal, 204 jirigen, pembentukan dan pembinaan desa tangguh bencana sebanyak 88 desa, kemudian kita lakukan sosialisasi edukasi bencana kepada masyarakat yang rentan, pelajar PAUD sampai dengan SMA, Lamongan Green and Clean, dan Desa Berseri. “Pemkab Lamongan tidak hanya mengaktifkan posko hidrometeorologi dan posko penanggulangan bencana di wilayah rawan, melainkan di seluruh 27 Kecamatan. Tentu disana juga dilengkapi dengan personil,” jelas Pak Yes.
Tidak hanya itu, kesiapan juga dipastikan pada sarana dan prasarana dalam menghadapi bencana hidrometerologi tahun 2024. Meliputi kendaraan angkut, kendaraan damkar, kendaraan darat dan perairan, pompa air mobile, gergaji, tenda pengungsi, serta kelengkapan lainnya. Adapun kesiapan logistik berupa bahan makanan.[yit.ca]