26 C
Sidoarjo
Wednesday, March 12, 2025
spot_img

Kedokteran FIKKIA UNAIR Buka Peluang Karir Dokter Bidang Travel Medicine


Surabaya, Bhirawa
Travel Medicine menjadi pilihan tepat bagi dokter yang memiliki minat di bidang kesehatan sekaligus hobi traveling. Disiplin ilmu ini berfokus pada kesehatan wisatawan sebelum, selama, dan setelah perjalanan.

Program Studi Kedokteran Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi turut berperan dalam membekali calon dokter dengan keterampilan khusus dalam bidang tersebut.

KPS Kedokteran FIKKIA, Muhammad Nazmuddin dr MSc menyebut banyak peluang karir terbuka bagi dokter yang ingin menekuni travel medicine. Seorang dokter bisa bekerja pada klinik khusus vaksinasi dan travel medicine, rumah sakit dengan pelayanan kesehatan perjalanan, atau bahkan membuka praktik sendiri.

Selain itu, dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memiliki peran penting dalam pengawasan kesehatan pelaku perjalanan. Termasuk vaksinasi, skrining penyakit menular, dan pengendalian wabah terminal perjalanan internasional. Industri pariwisata juga membuka kesempatan luas bagi dokter dalam kapal pesiar, maskapai penerbangan, serta layanan haji dan umroh yang membutuhkan tenaga medis untuk menangani kesehatan wisatawan

“Bagi calon dokter yang ingin menjadikan perjalanan sebagai bagian dari profesi mereka sekaligus berkontribusi dalam kesehatan global. Travel medicine menawarkan pilihan karir yang menjanjikan dan penuh petualangan,” sebutnya.

Selain pilihan karir yang luas, travel medicine menawarkan berbagai peluang studi lanjut dan sertifikasi. Dokter dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang master atau PhD dalam travel medicine atau tropical medicine. Selain itu, sertifikasi seperti Certificate in Travel Health (CTH) dari International Society of Travel Medicine (ISTM) dapat meningkatkan kredibilitas di bidang tersebut.

Berita Terkait :  Bagus Panuntun Jabat Ketua DPW PSI Jatim

“Bagi yang tertarik pada aspek spesifik perjalanan, sertifikasi dalam aviation medicine atau maritime medicine juga tersedia untuk bekerja di industri penerbangan atau kelautan,” kata dr Didin.

Riset travel medicine juga merupakan bidang yang menarik. Berbagai topik penyakit infeksi pada pelaku perjalanan seperti malaria, demam berdarah, dan tuberkulosis menjadi perhatian. Efek perjalanan jarak jauh terhadap kesehatan yang membuat jet lag dan deep vein thrombosis seringkali ditemukan. “Selain itu, tren wisata medis yang mencakup pasien bepergian untuk transplantasi organ atau fertilisasi in vitro (IVF) semakin berkembang. Juga membutuhkan perhatian khusus dari tenaga medis profesional,” ungkapnya.

UNAIR Banyuwangi memiliki sumber daya akademik yang kuat untuk mendukung travel medicine. Dengan dosen yang berpengalaman dalam kedokteran tropis, kesehatan lingkungan, epidemiologi, serta medis darurat, mahasiswa dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang tantangan kesehatan dalam perjalanan. Jejaring dengan industri pariwisata juga memungkinkan pengembangan layanan kesehatan perjalanan yang lebih luas. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru