27 C
Sidoarjo
Sunday, December 29, 2024
spot_img

PMTL JTQ Jatim Adakan Tasyakuran Akbar Khataman Al-Qur’an Berbagai Riwayat

Pembina PMTL JTQ JATIM, Drs. H Choirul Anam Djabar (tengah), pada acara jumpa pers di Surabaya.

Surabaya, Bhirawa.
Program Murattal Tujuh Lagu (PMTL) Jam’iyuah Tilawatil Qur’an (JTQ) Provinsi Jatim, akan menyelenggarakan Tasyakuran Akbar Khataman Al-Qur’an berbagai riwayat, yang bakal digelar di Masjid Hidayatullah, Jl. Raya Kandangan No. 21 Surabaya, Sabtu (28/12/2024) jam 19.00 sampai selesai.

Pembina PMTL, sekaligus Ketua JTQ Jatim, Drs. H. Choirul Anam Djabar, menjelaskan, ada delapan orang yang akan melaksanakan tasyakuran Khataman Al-Qur’an tersebut. Masing-masing Sugiyono, Suwito, Rifa’i, Kholilah, Sri Wahyuni, dan Sumarti (Jamak Riwayat Syu’bah dan Hafsh Imam Ashim). Sedangkan M. Junaidi (Riwayat Qalun Imam Nafi’) dan Nor Azizah (Riwayat Warsy Imam Nafi’).

“Para pengkhatam Al-Qur’an tersebut, semuanya telah mengkhatamkan/menyetorkan bacaan 30 juz kepada kami, baik secara langsung maupun online, yakni melalui Voice Note WA, Google Meet, Zoom, maupun live bersama Youtube,” kata Abah Anam, sapaan akrab Choirul Anam Djabar, yang didampingi perwakilan pengkhatam Al-Qur’an, Moh. Junaidi, S.Ag, M.Pd.I, kepada wartawan, di Kedai Ketan Punel, Jl. Raya Darmo Surabaya.

Lebih lanjut Abah Anam menjelaskan, para pengkhatam Al-Qur’an tersebut, semua melalui tahapan-tahapan sebelumnya. Di antaranya, mereka wajib setor surat-surat pendek terlebih dahulu, mulai dari Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, dan seterusnya sampai Adh-Dhuha.

Setelah itu, lanjut dia, mereka juga diwajibkan melalui tahapan setoran buku ‘Kembali ke Al-Baghdadi Menuju Murattal Tujuh Lagu’.

Berita Terkait :  Mahasiswa PCU Hadirkan Minuman Merah Putih untuk Semarakkan Pilkada 2024

“Buku yang kami susun ini sebenarnya mengutip dari kitab ‘Al-Baghdadi’. Metode membaca Al-Qur’an yang dulu dikenal dengan ‘Turutan’, yang saat ini banyak dilupakan orang seiring munculnya metode-metode baru,” tutur Abah.

Buku tersebut, lanjut Abah, tidak semuanya mengutip dari ‘Al-Baghdadi’, akan tetapi sudah kami kombinasikan dengan sumber-sumber lain, dan semuanya menjadi 18 pelajaran. Setelah menyelesaikan 18 pelajaran tersebut, para peserta diharapkan bisa menghafalkan surat-surat pendek, mulai dari Surat Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, dan seterusnya sampai Adh-Dhuha.

“Setelah itu, ada bacaan Surat Yasin. Karena Surat Yasin sering digunakan di masyarakat,” ujar Abah Anam.

Setelah menyelesaikan Surat Yasin, masih kata Abah Anam, para pembaca/peserta diarahkan untuk mempelajari tujuh lagu Al-Qur’an yang sudah disepakati oleh ulama qurra, yakni lagu Bayyati, Hijaz, Shaba, Rast, Jiharkah, Sika, dan Nahawand.

“Masing-masing lagu tersebut ada referensinya. Misalnya, lagu bayyati dengan referensi Surat Al-Buruj, lagu Hijaz Surat Al-Fajr, Lagu Shaba Surat Al-Balad, Lagu Rast Surat Al-A’la, dan seterusnya,” jelas dia. “Yang perlu diketahui, bahwa semua pelajaran da isi dalam buku tersebut, terdapat barcode cara membacanya dengan mengarah ke link Youtube.
Setelah mengkhatamkan ‘Al-Baghdadi’, baru para peserta PMTL mengaji mulai Surat Al-Baqarah. Mereka diharapkan sudah bisa menerapkan ketujuh lagu tersebut kepada ayat-ayat yang lain. “Sehingga setiap pertemuan, mereka ganti lagu,” tandas Abah Anam.

Berita Terkait :  Telkomsel Tingkatkan Ragam Keuntungan dan Manfaat Baru Program Loyalitas Telkomsel Prestige

Sementara itu, Abah Anam juga menjelaskan, ketika sampai pada Al-Qur’an, para peserta PMTL langsung diarahkan ke riwayat lain selain Riwayat Hafsh yang sudah biasa kita pakai. Seperti Riwayat Syu’bah, Qalun, Warsy, dan sebagainya.

Abah Anam juga menjelaskan, selain mengaji Al-Qur’an, para peserta juga diajak bersama-sama mempelajari kitab tajwid, masing-masing

Hidayatush-Shibyan, Tuhfatul Athfal, Jazariyah, dan Asy-Syatibiyah. Semua kitab tersebut berbentuk nadhaman (syair) dengan menggunakan lagu yang lain setiap kitabnya.

“Kitab Hidayatush-Shibyan dan Tuhfatul Athfal fokus membahas hukum nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah, mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah, hukum mad (panjang-pendek) dll. Sementara kitab Jazariyah lebih fokus pada pembahasan makharijul huruf dan sifatul huruf. Dan kitab Syatibiyah membahas soal Riwayat.” tutup Abah Anam. (ren hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img