Di seluruh dunia, libur akhir tahun (bersamaan hari Natal), dimanfaatkan sebagai vakansi bersama. Libur sekolah (dan libur pesantren), dibarengi dengan cuti kerja akhir tahun. Biasanya, setiap keluarga telah memiliki agenda, dan jadwal bepergian. Terutama mudik pulang kampung sekeluarga dengan kendaraan pribadi, menjadi pengalaman paling menyenangkan. Seluruh jalan sangat padat lalulintas. Tak terkecuali di penyeberangan, dan di tol, menyebabkan antrean sangat panjang.
Kementerian Perhubungan memperkirakan sekitar 110,7 juta pergerakan orang selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bagai iring-iringan kendaraan paling kolosal. Tetapi seluruh moda transportasi (darat, laut, penyeberangan dan udara) wajib waspada. Hujan dengan intensitas 20% hingga 70% lebih deras, berpotensi menggenangi jalan. Tak terkecuali di ruas tol, dan rel keretaapi. Cuaca ekstrem merupakan dinamika atmosfer akibat posisi Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudera.
Maka kewaspadaan wajib menjadi prioritas. Terutama untuk wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa dan Sumatera bagian selatan. Sepekan selama Natal sampai setelah tahun baru, awal bulan (Januari 2025). Berpotensi hujan lebat bisa sampai ekstrem dapat disertai angin kencang. BMKG mendirikan posko ke-siapsiaga-an dengan mengirim mobile radar cuaca dan alat observasi yang dipasang di pelabuhan Merak, Bakauheni dan di Juanda (Surabaya).
Radar cuaca akan menyajikan informasi terbaru setiap 10 menit, sehingga menjadi dasar peringatan dini ketika cuaca buruk terjadi. Secara khusus Kementerian Perhubungan juga mewaspadai 11 lintasan besar angkutan penyeberangan. Termasuk di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Gilimanuk (Bali). Serta Merak-Bakauheuni, dan Padangbai-Lembar (Nusa Tenggara Barat). Sampai penyeberangan besar Kupang-Rote (di Nusa Tenggara Timur), dan Bitung (di Sulawesi Utara ke Ternate).
Beberapa bandara telah membatalkan penerbangan karena cuaca buruk. Termasuk di bandara Ngurah Rai (Bali), bandara YIA (di DIY), bandara Husein Sastranegara (Bandung), dan bandara El Tari (Kupan, NTT). Berdasar telaah Kementerian Perhubungan, mayoritas masyarakat masih memilih kendaraan pribadi. Berdasarkan hasil survei, 40-an juta (sekitar 36%) akan menggunakan kendaraan pribadi roda empat. Disusul pengguna sepedamotor sebanyak 20,14 juta (setara 17,92%).
Sisanya menggunakan transportasi umum berupa keretaapi, pesawat, bus, dan kapal penyeberangan. Termasuk penggunaan keretaapi super cepat “Whossh” sebanyak 350-an ribu penumpang yang khusus pualng ke Bandung Raya. Total PT KAI menyediakan 3,5 juta tempat duduk untuk perjalanan jarak jauh dan sedang. Saat ini sudah terjual 2,5 juta tiket perjalanan jarak jauh.
Arus lalulintas sepanjang jalanan menuju tempat wisata, sudah sangat padat. Bahkan di sekitar kawasan Malioboro, Yogya, jalan sudah ditutup. Hanya untuk pejalan kaki. Suasana lalulintas kawasan Bandung – Lembang, sudah sering macet. Pemandangan yang sama di Puncak, Bogor (Jawa Barat), sudah sangat padat. Macet sejak akhir pekan (Sabtu, 23 Desember). Tak terkecuali tol Bocimi (Bogor, Ciawi – Sukabumi) telah dipadati kendaraan.
Kepadatan di tol, menjadi perhatian seksama sektor Perhubungan. Tol Trans-Jawa, pada tahun 2016, terjadi kemacetan total sangat panjang. Menyebabkan 17 korban jiwa, karena kelelahan. Antrean terjadi pada pintu keluar Brebes Timur, dan jalan sekitar yang gagal diantisipasi.
Begitu pula kawasan kota Batu (Jawa Timur), arus lalulintas telah padat sejak masuk kebupaten Malang di exit tol Singosari. Libur Nataru, selama ini menjadi puncak ke-wisata-an kedua terbesar di Indonesia, setelah Lebaran Idul Fitri. Pekan ini Hotel sudah full booking, habis dipesan. Ini menandakan musim puncak rekreasi sekaligus kebiasaan jelang akhir tahun. Menjadi pergerakan ekonomi kreatif yang ditunggu-tunggu.
——— 000 ———