33 C
Sidoarjo
Tuesday, October 22, 2024
spot_img

Gantikan Nadiem, Prof Abdul Mu’ti Diharapkan Kembalikan Kurikulum ke K13


Surabaya, Bhirawa
Ditunjuknya cendekiawan Muslim, Prof Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan dasar dan Menengah dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo membawa harapan baru bagi pendidikan di Indonesia. Salah satunya harapan digunakannya kembali Kurikulum 2013 (K-13) pada sistem pendidikan nasional.

Pasalnya Kurikulum Merdeka Belajar dianggap masih membingungkan dalam penerapannya. Hal ini pun diutarakan Pengamatan Pendidikan Jawa Timur, Prof Dr Warsono.

Menurutnya, sejak Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan banyak yang kesulitan dalam memahami konsep penerapannya. Sebab, konsep yang digagas dalam Merdeka Belajar dianggap kurang matang.

“Jujur saja Kurikulum Merdeka ini cukup membingungkan. Tidak jelas arahnya kemana. Saya setuju jikalau (Kurikulum Merdeka) ini kelanjutan dari K13. Di mana siswa diasah untuk bertanya dan berpikir, artinya siswa mampu melanjutkan critical of thinking. Tapi dalam penerapannya kan tidak seperti itu. Sedangkan didalam kelanjutan K-13 anak dibiarkan bertanya dan berpikir. Karena kebebasan berpikir akan melahirkan revolusi industri ini yang dianut Yunani dan Eropa. Karena semakin mereka banyak bertanya maka inovasi juga tercipta,” tegasnya.

Jika konsep tersebut dipahami, lanjut Prof Warsono makna Merdeka Belajar yang bebas belajar, mengarahkan pada bebas bertanya dan mencari ilmu.

Karenanya, dilantiknya Prof Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah diharapkan dapat mematangkan lagi konsep Kurikulum Merdeka untuk beralih ke K-13 agar dilanjutkan dan siswa mampun berpikir up learning.

Berita Terkait :  Anik Maslachah: PBNU dan PKB di Persimpangan Jalan

Sementara itu, secara pribadi Prof Warsono menilai ditunjuknya Prof Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan pilihan yang tepat. Pasalnya, jika melihat kembali sejarah, sejak zaman order baru kementerian pendidikan selalu diisi oleh tokoh-tokoh yang berlatar dari pendidikan. Misalnya saja Bambang Soedibjo, Malik Fajar, dan Yahya Muhaimain. Ke seluruh Menteri ini, kata Prof Warsono selain background dari pendidikan juga berasal dari Muhammadiyah.

“Di era Presiden Jokowi ini kan tidak (berlatar pendidikan). Kita bisa lihat cemarutnya sistem pendidikan kita beberapa tahun terakhir cukup membingungkan. Dan dipilihnya tokoh untuk posisi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dari Muhammadiyah menjadi pilihan tepat karena Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan sosial punya pengalaman luar biasa di pendidikan.

TK hingga Perguruan Tinggi luar biasa jumlahnya.Tentu jika melihat ini, Muhammadiyah punya pengalaman luar biasa dan pendidikannya pun modern. Penunjukan Prof Abdul Mu’ti selain pengalamannya di Muhamadiyah yang lebih penting, mengelola pendidikan juga jauh lebih penting,” jabarnya.

Menilai peran Prof Abdul Mu’ti dalam pendidikan, pihaknya tentu berharap, cendekiawan muslim tersebut dapat mengembalikan martabat pendidikan, yang meliputi, intelektual, Taqwa, dan moralitas (karakter).

“Saya percaya Muhammadiyah mampu membawa bangsa ini menuju pendidikan bermartabat. Karena jika melihat wakil menteri juga ada 2 yang sepertinya salah satunya juga berlatar dari Muhammadiyah. Tampaknya pendidikan dasar menengah diserahkan muhamdiyah. Dan tentu kita berharap efesien dan efektif (kebijakam-kebijakan) yang digulirkan,” pungkasnya. [ina]

Berita Terkait :  BPBD Tingkatkan Kompetensi Pegawai Akan Ancaman Gempa dan Kebakaran

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img