Menyediakan Lembaga Layanan Psikologi
Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan layanan bagi mahasiswa yang mengalami perundungan di Kampus, Surabaya. Kasus kematian dokter, mahasiswi PPDS anestesi Universitas Diponegoro (Undip) menjadi sorotan publik dengan kasus perundungan di dalam kampus. Unusa telah menyiapkan layanan bagi mahasiswa terkena kasus bullying di kampus.
Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, Dr Handayani M Kes menjelaskan, sebenarnya perundungan tidak banyak di dunia Kedokteran, tetapi di sekolah kedinas, pondok pesantren, sekolah-sekolah, semua institusi program pendidikan berpotensi adanya perundungan.
“Ada program dari Kementrian Kesehatan yaitu kekerasan bullying, kekerasan sexual, kekerasan fisik, ketiga hal ini harus di cegah di Kampus,” tegas Handayani.
Dekan Fakultas Kedokteran di Unusa ada pembimbing akademis yang mengawal mahasiawa masuk sampai ke tahap profesi, jika ditemukan masalah mahasiawa mempunyai tempat untuk mengaduh. Sebab Unusa menyediakan infrastruktur dengan menyediakan Lembaga Layanan Sikologi untuk mahasiswa, layanan tersebut dari Fakutas dan Universitas.
“Pembimbing akademis akan menyediakan psikolog untuk menangani masalahnya, kerena munculnya perundungan biasanya dari ganguan sikologis korban dari korban perundungan, setelah didalami baru bisa menemukan masalahnya itu,” tutur Handayani.
Handayani menambahkan, pembelajaran di Kedokteran lebih berat dari Prodi lainya karena waktu libur biasanya tidak ada, sebab waktu libur tersebut di buat untuk perbaikan nilai. ”Fakultas Kedokteran pembelajaran memang tidak bisa di samakan oleh prodi lain, banyak praktek atau ingin perbaikan nilai untuk mahasiswa,” imbuhnya.
Sejauh ini tidak banyak, dari layanan itu pengaduan biasanya selain dari mahasiswa juga dari Orang tua Mahasiswa, namun kita proses untuk kita bisa selesaikan secara kekeluargaan. Biasanya melaporkan terkait PKKMB, selanjutnya setelah diproses dan di pertemukan masalah bisa di selesaikan. [ren.fen]